Powered By Blogger

Tuesday, June 30, 2015

#30hari menulis, Hari ke 30, Yeay.....Lebaran.

Yeay.....
Hari ini akhirnya tiba juga, beberapa hari menjelang THR.
Ketika tahun lalu saya coba ikut ikutan dalam kegiatan ini. Saya merasa tahun lalu cukup berat, walau tanpa di tentukan temanya seperti saat ini.  Namun tahun ini saya coba lagi untuk melakukan hal yang sama. Walau tidak rutin menulis sebelum jatuh tempo setiap harinya. Tapi saya coba untuk berkomitmen bahwa tahun ini lulus dengan 30 tulisan.

Walau tahun ini diawali dengan 65 peserta, memang seperti tahun lalu, tidak semua akhirnya bisa menyetor dengan mulus ke-30 tulisan secara beruntun. Termasuk saya, saya juga tergelincir dalam memenuhi komitmen di hari ke-10, ketika tema bebas datang.

Mengingat kembali dalam 29 hari kebelakang sebelum hari ini. Tentu saja saya ‘mengintip’ dahulu tulisan teman teman di tiap harinya. Memang ada beberapa tulisan teman teman yang tidak mampu saya baca dikarenakan berbagai macam hal, beberapa tulisan di protek hanya untuk yang telah mengenal mereka. Atau yang menulis lewat blog pun saya tidak bisa membaca linknya. Maklum hape saya agak susah meloading tulisan dari blog.

Dari hasil intipan tersebut tentu saja saya menyukai beberapa tulisan teman teman yang menulis dengan gayanya masing masing, yang lucu seperti Bg Man dan Ruhyat, Fetty, Nunik, Indanavetta dan Koh Ridwan dan beberapa tulisan lain yang serius dan intelek seperti Merista, Koko, Elisabeth atau bahkan Anjani. Beberapa teman baru tahun ini yang saya suka baca yaitu Andin, Alkarana, Tentu saja saya menunggu hasil tulisan ‘ibu suri’  Teh Irma yang secara artikulasi sangat menyamankan bagi mata saya untuk membacanya.

Dan setelah 29hari, tulisan saya kadang mengundang beberapa jempol, tentunya dari peserta yang sebelumnya  saya jempol. Terkadang ada beberapa tulisan yang dikomen, walau Cuma untuk satu dan dua komentar. It is like what you get is what you give. Jujur saja saya kadang terlalu ‘malu’ untuk menulis komen ke tulisan teman. Takut ‘somehow i rub the wrong way’.

Di sini saya cuma bisa menulis kuantitas, dalam artian bahwa tulisan ini saya buat untuk saya pribadi yang sulit kali berkomitmen akan sesuatu, saya ingin menuntaskan 30 hari menulis. Ketika menengok ke belakang saya pun merasa ‘standar’ saya dalam menulis mungkin cuma berada di quarter ke-3 dari daftar penulis yang ada di #30hari menulis.

Tanpa berharap banyak, akhirnya melalui tulisan ini, saya telah memaktubkan tulisan saya sebanyak 30 tulisan. Untuk beberapa hari ke depan, saya belum akan merevisi catatan saya. Biarlah mengambang dahulu. dan ketika undangan ‘jambore’ ini datang lagi tahun depan. Saya akan berusaha lebih baik lagi. Dalam artian mengurangi kebosanan pembaca melalui tulisan saya.


Cheers,
Cherio,
Hasta La Vista.



Monday, June 29, 2015

#30hari menulis, Hari 29, Lagu yang menggambarkan perasaan saat ini ...

Dik Doank – Pulang

(Kenangan terentang//Bagai lukisan terpanjang

Tak pernah bertepi//Selalu ada dan menggoda
Bagai berbuah//Di relung hati

Aku rindu Ibu//Wibawa Ayah dan suasana yang ada

Yang pernah singgah//Terbayang-bayang perhatikan kamarku
Mulai dari sepatu bola bututku//Gambar mantan pacar yang tak jemu-jemu
Memandang kosong ruangan yang dulu

Pernah bercerita cinta yang membara//Seru-serunya

Kita lupa...kita buta... //Kita hampir saja

Aku rindu Ibu//Wibawa Ayah dan suasana yang ada

Yang pernah singgah//

Kalau kamu punya niat pulang//Kamu harus banyak membawa uang

Biar Ayah senang//Ibu bayar hutang
Mertua datang segera meminang//He....iye...he...iye...he..

Kalau kamu ingin ikut denganku//Kamu harus mandi dulu

Biar badan kamu tak menjadi bau//Dan aku tak malu dengan teman lamaku)


Sunday, June 28, 2015

#30hari menulis, Hari 28, Isi Tas Saya (dulu)

Isi tas yang dulu mengisi sehari hari yaitu.

1.    Minyak Angin Aromaterapi,
Lagi lagi kalau pusing tiba tiba menyerang, minyak angin ini sering kali membantu meredakan

2.    Beberapa Sachet t***k Angin
Dalam bekerja seringkali badan gak selamanya fit, salah satu nya minum ni obat biar dibilang pintar

3.    Jas Hujan.
Jaga jaga kalau kehujanan pas naek motor

4.    Agenda kosong, buku agenda yang berguna apabila sedang bertemu tamu yang lebih keren dari saya. Semacam pengkatrol keren.

5.    Block Note Kecil.  Mencatat detil detil selama bekerja, karena saya sangat pelupa

6.    Beberapa kue kue kecil, yang biasanya jadi pengganjal ketika tidak sempat makan siang saat kerja.

7.    Minuman botol dingin, apapun mereknya. Saya mudah haus.

8.    Charger, atau kabel Usb.

9.    Flashdisk

Itulah barang-barang yang sering berada di tas semasa kerja dulu. Kalau sekarang beberapa barang tersebut nyempil di dalam jaket ketika saya sering bepergian.




Saturday, June 27, 2015

#30hari menulis, Hari 27, Sahabat

#30hari menulis, Hari 27, Sahabat

Tulisan ini teruntuk sahabat, yang aku ketahui tidak satu.
Kepada sahabat yang telah mengenalku dan sebagaimana ia menjadi saudaraku seperti aku menjadi saudara baginya.
Memang jalan hidup dan pemikiran kita berbeda, tapi saat berjumpa hanya sahabatlah yang lupa akan waktu, yang tak peduli pada masa lalu, yang tak ingat bahwa sekarang kita berbicara di masa yang baru.

Kita bisa saja berjuluk Abbot & Costello, juga bisa bagaikan Bart Simpsons & Millhouse Van Houten, Atau Homer dengan Carl dan Lenny.
Kita bisa saja seperti Mulder dan Scully, atau Leonard Hoftstadter dan Sheldon Cooper.
Entah apapun itu namanya

Sahabat adalah keluarga pertama yang berada di luar garis darah.
Ya, Cuma sahabat yang ada di saat sedih atau suka,
Sahabat yang takkan lupa akan kenikmatan bersenda gurau seperti dahulu kala,
Sahabat pula yang setelah bertahun tahun tak berjumpa cita rasanya tak berubah.
Walau berbagai kenyataan hidup yang akhirnya membuat kita berpisah, kita tetap sahabat

Takkan berani aku membuat daftar sahabatku, karena daftarnya mungkin tak terlalu panjang.
Tapi ketahuilah sahabatku, semua masa yang pernah kita habiskan bersama takkan pernah aku sesali seumur hidupku.
Lelucon lucu yang masih hangat bagaikan baru terjadi 15 belas menit yang lalu,
Kita mungkin lupa itu sudah terjadi 15 tahun yang lalu.

Semoga 15 tahun kedepan, kita bercanda seperti malam malam sebelumnya.
Tentu saja, jika sudah waktunya, aku akan berkenan datang ke makammu seperti engkau akan hadir di makamku.
Disitulah sahabat akhirnya tak lekang waktu.

Friday, June 26, 2015

#30hari menulis, Hari 26, dan ketika .....

Ketika saya enggan untuk menjadi PNS 
1) Ayah saya seorang PNS dengan golongan IIIC, 
Bahwa hingga akhirnya bapak saya pensiun, gaji bapak satu bulan yang setara dengan gaji saya di bulan pertama kali saya kerja. Bahwa pengalaman bapak bekerja selama 25 tahun sebanding dengan saya yang bekerja untuk pertama kali di sebuah perusahaan. 

2) PNS menggadaikan Surat Keputusan atau SK Pengangkatan yang bertahun tahun semenjak pengangkatan berada di Bank. Terlepas ‘keterpaksaan’ yang mereka katakan dalam melakukan hal ini. Memang selalu ada dua sisi dalam melihat fenomena ini. Tapi lagi lagi, saya tidak sepaham mengenai ‘kehormatan’ yang tergadai di bank. Terlepas apapun orang lain berkata apa. 


3) PNS kerja semaunya, pelayanan yang buruk bahkan seringkali berkeliaran di Mall dan Warung Kopi di Jam kerja. Ini sesuatu yang tidak bisa dibantah dan menjadi kebiasaan buruk yang terjadi selama ini dan jarang sekali adanya penindakan disiplin atas mereka. 

Sekali lagi banyak pegawai swasta yang melakukan hal yang sama, namun mereka tidak digaji melalui APBN 

Memang itu alasan saya yang tidak pernah menyetorkan lamaran sama sekali setiap ada lowongan dari Dinas tertentu atau Badan pemerintahan tertentu. Namun sekarang setelah hampir sepuluh tahun berlaku. Ketika saya (dan keluarga saya) melihat saya tidak sesukses teman teman saya yang kini telah bekerja di berbagai Dinas dan Badan Pemerintahan di berbagai kota dan propinsi. 

Mungkin saja pilihan saya salah. 
Mungkin saja pilihan saya keliru. 
Mungkin ada oppurtunity cost yang tidak saya pakai selama 10 tahun ini. 

Sepuluh tahun mungkin waktu yang cukup lama untuk mengikis arogansi prinsip saya. 

Tapi biarkan saya bebal dalam pilihan saya seperti pilihan lain yang saya lakukan sebelumnya. 


#Akan diedit setelah buka puasa

Thursday, June 25, 2015

#30hari menulis, Hari 25, Tebak 5 lagu

Menjadi tulisan bebas untuk ke-5 kali. 
Jujur saja saya mulai kelimpungan dengan tema yang dibebaskan. Entah mengapa. 

Setelah kemarin mencoba mendeskripsikan tentang mata pelajaran favorit maka hari ini saya akan mencoba membuat tebak tebakan tentang lagu lagu yang mewarnai masa SMA saya waktu itu. saya akan mencoba deskripsikan lagunya ala bursa nada di berpacu dalam melodi. 

Ada beberapa dari lagu-lagu yang saya deskripsikan di bawah ini mungkin sudah ratusan kali terdengar di telinga saya dan masih memberikan ‘sensasi’ yang sama seperti pertama kali saya mendengarnya hampir puluhan tahun yang lalu. 

Lagu pertama yang saya coba bagi adalah lagu yang sewaktu masa SMA menjadi semacam lagu kebangsaan bagi saya pribadi. Yang ketika lagu ini di putar, seketika saya akan tenggelam dalam sesuatu yang sungguh personal. Saya akan bergeming layaknya patung dan meleleh lunglai karena lagu ini. 
Bercerita tentang seseorang yang bertemu dengan seseorang yang mirip sekali dengan mantan kekasihnya, ketika kehadiran seseorang tersebut membuat ia terbuai dan terlena. karena keinginan tak tentu arah dan ia berulang kali berusaha melupakan 

Lagu kedua yang memberikan sensasi yang sama yaitu sebuah lagu berirama jazz yang mengisahkan tentang perpisahan yang terjadi antar dua sejoli. yang dimana sang lelaki mengisahkan bahwa walau dia dan pacarnya sudah berpisah namun pacarnya masih cantik seperti dahulu saat pertama kali mereka berjumpa. Si lelaki mengatakan bahwa ia takkan pernah menyesali apa yang pernah terjadi dan menyatakan bahwa perih yang ada mendewasakan mereka berdua. Someone new come today again. 
Ada yang minta berapa not? 

Yang ketiga, lagu yang dinyanyikan oleh sebuah band dengan vocalist perempuan. Lagu yang seharusnya saya rasakan riang karena judulnya. Namun yang ada, si vocalist cewek malah bersenandung tentang melambung, tentang pelarian dari rasa takut, menceritakan bagaimana ia tak ingin dimaafkan dalam pelarian itu 

Keempat, lagu ini mengingatkan saya akan band luar dengan vocalist botak. Entah apa yang mirip dari kedua band ini. Lagi-lagi lagu ini dinyanyikan oleh vocalis perempuan yang bernyanyi tentang lelah dirinya , menemani hari. Bercerita tentang menelan riang dan menghadang debur ombak. Entah kapan ia akan datang. Mungkin besok, mungkin lusa. 

Lagu terakhir yang akan saya bagi yaitu lagu tentang seorang yang butuh bantuan karena sakit kepalanya. Di tinggal kekasih tanpa bilang permisi, merasa tak punya harga diri. Merasa dikhianati. 

Silahkan ditebak, 5 penebak pertama dengan jawaban benar akan saya doakan sukses menulis sampai hari ke-30. 


Cheers.

Wednesday, June 24, 2015

#30 hari menulis, Hari 24 Mensana in Corpore sano

Ini bukan hanya untuk sekedar berbeda dari tulisan teman teman.
Namun saya merasa saat SMA dulu, saya sangat lega ketika pelajaran olahraga dimulai.
Ketika semua murid mengganti seragam sekolah menjadi seragam olahraga. 
Saya suka ‘prosesi’ ini berlangsung. 
Ya, sekedar melihat mereka (teman cewek SMA) dalam balutan pakaian olahraga. 
Ya, memang ada perasaan yang berbeda kala itu. Mungkin itu pengaruh hormon atau lainnya. Berbeda saat saya menjalani pelajaran olahraga di masa SD ataupun masa SMP.

Ya, ketika masa SMA, yang saya ingat bahwa pelajaran olahraga itu pelajaran yang dimana guru yang bertugas sebagai pengajar olahraga jarang sekali untuk datang mengajar. Terkecuali saat tes atau praktek untuk ‘pengambilan’ nilai di pertengahan catur wulan atau menjelang akhir catur wulan. (ada yang masih ingat istilah CAWU ?  )

Pelajaran olahraga yang saya ingat adalah dua jam pelajaran kosong dalam satu minggu yang lebih sering membiarkan siswanya untuk bebas berolahraga. Bagi yang suka basket, bisa bermain basket, bagi yang suka sepakbola silahkan bermain sepakbola di lapangan. Bagi yang suka bermain volley juga bisa melakukannya. Dan bagi yang tidak suka berkeringat bisa saja cuma duduk menonton yang lain sedang berolahraga. 

Sekali lagi, saya bukan termasuk tipe atlit sekolah. Saya termasuk tipe penggenap, yang kadang atas nama pertandingan saya cuma hadir, berkeringat tanpa mempunyai keunggulan. Saat bermain basket, saya cuma pemain kelima yang kadang tugasnya passing saat menyerang, blocking saat diserang dan berlari bolak balik balik lapangan.
Ketika bermain sepakbola, saya hanya bermain sebagai pelengkap, lebih sering di taruh di bagian belakang, karena secara mental dan kemampuan dan fisik ternyata lebih banyak teman teman yang bermental sebagai penyerang atau striker. jangan tanya soal bola volley, menahan servis saja saya tidak mampu.

Namun dibalik semua itu, saya berolahraga cuma untuk sekedar keluar dari rutinitas belajar di sekolah. Masa SMA saya juga mengalami pasang surut dalam belajar. Ada masa dimana saya enggan untuk belajar, ada masa saya bolos kabur ke kantin, ada masa bahkan saya main qiu qiu di kelas. bahkan ada masa yang membuat saya bertanya mengapa saya harus sekolah.

Hingga akhir tamat sekolah, saya beruntung ‘tobat’ pada saatnya. Saya beruntung lulus dengan nilai yang cukup membanggakan kala itu. Walau nilai pelajaran olahraga saya sekedar cukup, bahkan jika di rangking mungkin saya berada di peringkat 37 dari 42 murid.